Rabu, 03 Maret 2010

SENSITIVITAS TINDAKAN (Working Traits Sensitivity)

Pada tulisan terdahulu telah dibahas mengenai Sensitivitas Pembelajaran, yaitu menunjukan respon seseorang atas suatu proses pembelajaran. Sensitivitas Pembelajaran ini terbagi dua yaitu respon tinggi dan ketelitian tinggi. Anak yang tergolong Respon Tinggi biasanya cepat berminat pada sesuatu yang baru, cepat jenuh, berfokus pada inti permasalahan, dan kurang konsentrasi pada suatu hal dalam waktu lama. Sedangkan anak yang tergolong Ketelitian Tinggi biasanya menekuni sesuatu secara teliti, bertahap dan teratur, berfokus pada detail, dan dapat berkonsentrasi pada sesuatu hal dalam waktu yang lama.

Pada tulisan kali ini akan dibahas mengenai Sensitivitas Tindakan, yaitu menunjukan respon seseorang atas suatu tujuan, tugas dan tindakan.
Sering kita melihat ada anak yang sangat cepat merespon sebuah perintah atau tugas dengan tindakan yang cepat. Anak seperti ini tergolong memiliki respon yang tinggi, lebih tepatnya eksekusi tinggi. Anak eksekusi tinggi biasanya dalam bertindak, melaksanakan tugas dan mengerjakan sesuatu lebih pada tindakan responsive, agresivitas tinggi. Bila kita memerintah atau memberi tugas pada anak yang tergolong eksekusi tinggi, dia akan lebih cepat meresponnya. Misalnya kita meminta tolong, “nak tolong tutup pintu….!” anak eksekusi tinggi akan langsung melakukannya, tanpa tahu pintu mana yang kita maksud. Sehingga ada kemungkinan pintu yang ditutup tidak sesuai dengan yang kita maksud. Oleh karena itu, kita harus memberi wawasan yang luas kepada anak eksekusi tinggi, sehingga ia dapat melakukan tindakan yang tepat.

Sensitivitas Tindakan yang kedua adalah Analisa Tinggi. Anak yang tergolong analisa tinggi biasanya dalam bertindak, melaksanakan tugas dan mengerjakan sesuatu lebih didahului banyak pertimbangan, agresivitas rendah. Oleh karena itu banyak orang menilai orang yang tergolong Analisa Tinggi ini sebagai orang yang plin-plan, padahal sebetulnya ia menganalisa segalanya. Bila kita memerintah atau memberi tugas pada anak analisa tinggi, kita harus banyak bersabar. Misalnya “nak tolong tutup pintu…!” anak yang tergolong analisa tinggi akan timbul beberapa pertanyaan “pintu yang mana?”, “dikunci jangan?”, “kuncinya pakai yang atas atau bawah?” dan mungkin akan timbul beberapa pertanyaan lagi. Kalau kita tidak sabar mungkin kita akan langsung marah dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Anak yang tergolong analisa tinggi harus dilatih dengan cara diberi batas waktu/deadline dalam hal mengerjakan sesuatu. Sehingga ketika ia dewasa dapat bertindak tepat dengan waktu yang tidak lama.