Rabu, 05 Februari 2014

Otak Anak, Semakin Dirangsang Semakin Encer



Stimulasi pada masa kecil dapat mempengaruhi kemampuan kognitif anak dalam mengembangkan aktivitas berpikir mengenai segala sesuatu yang diserap melalui panca indera.

Stimulasi akan menjadikan sel-sel otak menjadi bercabang-cabang. Ini menunjukkan fungsi berpikir otak lebih optimum.
Neuron (sel otak) berkembang perlahan dengan cara meraih neuron lain yang memiliki ranting dendrit yang sama. Ketika kita memberikan stimulasi, dendrit kita membuat cabang-cabang baru. Setiap cabang ini akan mengembangkan lagi ranting-ranting lainnya. Otak Anda memiliki 100 miliar neuron atau sel saraf aktif. Masing-masing neuron memiliki hingga 20.000 koneksi. (Sumber: David A. Sousa, How the Brain Learns).

Fase paling peka untuk pembentukan otak sebagai wadah kognitif atau yang biasa dikenal dengan "golden age" adalah usia 1 hingga 5 tahun, selain pada saat anak masih di dalam kandungan. 
Struktur otak manusia hampir sepenuhnya berkembang pada usia 11 tahun, dan dapat lebih berkembang sampai usia 20 tahun.
Menurut Profesor Sarah-Jayne Blakemore bahwa pada percobaan/ujicoba scan resonansi magnetik (fMRI) pada otak menunjukkan bahwa pertumbuhan otak akan berlanjut sepanjang usia tiga puluhan dan sampai umur empat puluh tahunan dari umur manusia!
Stimulasi pada periode usia  “golden  age” sangat mempengaruhi luas dan besarnya wadah kognitif sehingga menjadikan seseorang memiliki kemampuan berpikir yang luar biasa.

Namun, sebaliknya jika wadah kognitif tidak pernah distimulan atau tidak mendapat rangsangan, maka akan menjadi sempit dan kecil sehingga menjadikan seorang individu memiliki kemampuan berpikir yang terbatas.

Sebagaimana kita ketahui manusia memiliki otak kiri dan otak kanan. Stimulasi yang dimaksud diatas adalah stimulasi untuk kedua belahan otak.

Saat sekarang kita dapat memberikan stimulasi dengan berbagai macam cara . Salah satu caranya dengan mengikutkan anak kita les Mental Aritmatika
yang diselenggarakan oleh IMA (International Mental Arithmetic).
Pada les mental aritmatika, otak kiri dan otak kanan distimulasi dengan sangat inten. Pada tahap anak diajarkan metode atau rumus mental aritmatika, pada saat itu anak sudah mulai distimulusi otak kirinya karena beberapa fungsi otak kiri adalah analisa, matematis, logis dan  intelejensia. Sedangkan pada tahap anak belajar membayangkan sempoa anak sudah mulai distimulasi otak kiri dan otak kanannya.
Pada proses perhitungan dengan mengunakan mental aritmatika terdapat dua proses yang dapat menstimulasi kedua belahan otak. Pada saat melakukan perhitungan misalnya 4 + 9 + 8 – 5 +…, disini proses analisa, logis, dan matematis berjalan yang berarti stimulasi untuk otak kiri. Pada saat yang bersamaan anak harus membayangkan sempoa, di sini proses stimulasi otak kanan berjalan karena beberapa fungsi otak kanan adalah gambar,  warna, dimensi, imajinasi (membayangkan) dan lain-lain.
Yang dimaksud dengan membayangkan sempoa adalah membayangkan fisik sempoa beserta proses perhitungannya, baik tambah kurang, perkalian, pembagian, desimal, bilangan negartif , bahkan akar pangkat dua . Jadi, saat guru Mental Aritmatika sedang memberi soal spontan dengan kecepatan yang tinggi, itu artinya otak kanan dan otak kiri  anak sedang distimulasi dengan sangat inten.
Bayangkan, proses stimulasi otak kanan dan otak kiri yang distimulasi dengan begitu cepat, begitu intens. Bayangkan juga berapa cepat dan berapa banyak neuron yang membuat cabang-cabang sehingga neuron-neuron itu berhubungan. Bayangkan perkembangankan sel otaknya. Bayangkan kesuksesan yang bakal diraih anak-anak itu dikemudian hari.
Dari berbagai sumber :
Ø  IMA Indonesia
Ø  mengenal-otak.blogspot.com
Ø  smartnewz.info
Ø  kurwindakristi.wordpress.com
Ø  dan sumber lain